Senin, 14 Januari 2013

PENDIDIKAN BAHASA RAB


Tugas Makalah Bahasa Indonesia


PENDIDIKAN BAHASA ARAB

OLEH:
LINDA ASNAWATI
12010102017

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI
SULTAN QOIMUDDIN
KENDARI
2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karna berkat limpahan rahmat, dan hidayahnyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas berupa makalah tentang’’ PENDIDIKAN BAHASA ARAB’’ yang Alhamdulillah dapat terselesaikan meskipun mungkin kurang sempurna.
Penulis juga menyadari bahwasanya penulis hanyalah seorang manusia yang tak luput dari kesalahan dan kekurangan. Karna dalam penulisan masih banyak kekurangan dan kesalahan.Oleh karna itu, kritik dan saran dari guru bidang studi dalam upaya evaluasi diri.
Akhirnya penulis hanya berharap, bahwa dibalik ketidak sempurnaan penulisan makalah ini adalah ditemukan suatu yang bermanfaat atau bahkan himah bagi penulis, pembaca dan bagi seluruh mahasiswa-mahasiswi dikampus ini.



Wassalam,
Kendari,3 Desember 2012
Penulis




DAFTAR ISI
KATA PENGANTA…………………………………………………… i
DAFTAR ISI ………………..........…………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………. 1
A.Latar Belakang………………………………………………… 1
B.Rumusan Masalah……………………………………………... 1
C.Tujuan…………………………………………………………. 1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………… 2
A. Pengertian……………………………………………………… 2
B. Eksistensi Bahasa Arab………………………………………. 2
1. Varietas Bahasa Arab…………………………………....... 2
2. Bahasa Arab dan Islam……………………………………. 2
C. Bahasa Arab dan keinternasionalannya………………………. 3
BAB III PENUTUP……………………………………………………... 5
Kesimpulan………………………………………………………. 5
DAFTAR PUSTAKA…………................................................................ 6



BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Situasi kebahasaan di Indonesia menunjukan bahwa disamping bahasa nasional dan bahasa daerah, terdapat juga pemakaian bahasa asing terutama bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Jerman dan bahasa Prancis.
Bahasa Arab sebagai bahasa perhubungan antara umat islam dan untuk berhubungan dengan bangsa-bangsa lain didunia islam.Selain itu, bahasa Arab dibutuhkan pula untuk kepentingan kepariwisataan.
Keadaan kebangsaan kita menunjukan bahwa walaupun bahasa Indonesia telah dipakai sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, tetapi kenyataan menunjukan bahwa hanya sebagian kecil rakyat Indonesia yang berbahasa terutama bahasa Indonesia.Dengan kata lain,pertumbuhan ragam-ragam bahasa Indonesia sesuai dengan lingkungan pemakaiannya,yang cenderung mengandung cirri-ciri bahasa daerah sebagai bahasa ibu pemakainya.
Sesuai dengan situasi kebahasaan itu, maka sebelum peserta didik mempelajari bahasa Arab disuati sekolah, mereka harus menguasai 2 bahasa yaitu: bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang dipakai dalam masyarakat tempat tinggalnya.
Rumusan Masalah
  1. Pengertian
  2. Eksistensi bahasa Arab
  3. Metode dalam bahasa Arab
Tujuan
  1. Memahami pelajaran dan mata kuliah mata kuliah yang diberikan oleh para pengajar
  2. Dapat berkomunikasi lisan dengan menggunakan bahasa Arab
  3. Memahami tata bahasa dalam bahasa Arab
BABII
PEMBAHASAN
  1. Pengertian
Untuk mengungkapkan pentingnya bahasa Arab dilur motif agama dapat dikatakan bahwa bahasa Arab adalah banasa dari kelompok terbesar dunia ketiga.Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui kosakata dan tata bahasa.Dengan demikian,kosa kata dan tata bahasa berperan sebagai alat pengungkapan makna yang berupa gagasan, pikiran, pendapat, dan perasaan.
Belajar bahasa asing adalah belajar berkomunikasi dengan bahasa yang dipelajari, baik secara lisan maupun tulisan.Tidak akan banyak yang menyangkal apabila dikatakan bahwa bahasa Indonesia mempunyai banyak perkataan yang berasal dari bahasaArab. Oleh karna itu un tuk mengadakan studi tentang bahasa Indonesia, diperlukan adanya pengetahuan akan bahasaArab. Bahasa ini adalah bahasa yang dengannya semua ilmu pengetahuan modern dan kesastraan modern dapat dikemukakan, baik dalam bahasa asli ataupun terjemahan.
  1. Eksistensi bahasa Arab sebagai bahasa internasional
1.Varietas bahasa Arab
Pada setiap komunitas Arabmasa kin I akan ditemukan 2 macam varietas,Pertama, bahasa Arab kolukwial, atau dialek lisan setempat. Bahasa inilah yang dipakai dalam bahasa percakapan sehari-hari,Kedua varietas bahasa Arab standar modern. Varietas ini sama dengan bahasa yang dipakai pada zaman Rasulullah.
2. Bahasa Arab dan islam
ALI al-Najjar (1980) dalam syahin mengungkapkan bahwa bahasa Arab merupakan bahasa yang terluas dan terkaya kandungannya, deskripsi dan pemaparannya sangat mendetail dan dalam.
Sementara AbdulHamidbin Yahya dalam al- hasyimi berkata: Aku mendengar syu’bah berkata ‘’pelajarilah bahasa Arab karna bahasa Arab itu akan menambah ketajaman daya nalar’’.
Keistimewaan yang dimiliki oleh bahasa Arab diantara bahasa-bahasa lain didunia karna dia berfungsi sebagai bahasa Al-qur’an dan Hadis.
Berdasarkan itulah maka orang ya ng hendak memahamihukum-hukum ajaran agama islam dengan baik haruslah berusaha mempelajari bahasa Arab.Bahasa lain termasuk bahasa Indonesia, tidak dapat diandalkan untuk memberikan kepastian artiyang tersurat dan tersirat dari makna yang terkandung dalam Al-qur’a.

  1. Bahasa Arab dan keinternasionalannya
Bahasa yang pernah menjadi bahasa nasional adalah bahasa Akadiyyah, Yunani, Latin dan bahasa Arab.Sampai saat ini bahasa Arab sejajar dengan bahasa internasional modern yaitu bahasa Inggris dan bahasa Prancis.
Bahasa Arab memiliki ciri keinternasionalannya tampak bahwa bahasa Arab merupakan bahasa demokratis, tanpa membedakan antara pemegang kekuasaan danbawahan.dan banyaknya kata-kata Arab yang telah menjadi kosa kata bahasa internasional.
Adapun metode dalam pembelajaran bahasa Arab yaitu:
  1. Metode nahwu wa tarjamah(grammar and translation method)
Dalam penerapan metode ini banyak menekankan penggunaan nahwu (tata bahasa)dan praktek penerjemahan dari bahasa dan kedalam bahasasasaran.
2.Thariqah mubasyarah ( metode langsung)
Metode ini lahir sebagai reaksi terhadap penggunaan metode nahwu wa tarjamah yang mengajarkan bahasa seperti bahasa yang mati.
3. Thariqah Qira’ah ( reading method)
Belajar membaca lancer jauh lebih penting bagi orang-orang india yang belajar bahasa Inggris ketimbang berbicara.
  1. Thareqah ma’rifiyyah (cognitive code- learning teori)
Teori ini telah diinterpretasikan oleh beberapa pakar sebagai teori tata bahasa yang telah mutakhir. Pendekatan kognitif meletakkan penekanan pada pemerolehan sadar bahasa sebagai suatu system bermakna dan dalam bahasa.























BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Tidak berlebihan apabila dikatakan, karna Al-qur’an dan Al-hadis berbahasa Arab, maka umat isalam sangat berperan dalam memberikan penghargaan social yang sam aterhadap bahasa Arab. Bahkan sepatutna lebih dari penghargaan yang diberikan kepada bahasa internasional lainnya.
Karna begitu pentingnya bahasa Arab didalam kehidupan kita, hendaknya kita harus mempelajarinya dengan sungguh-sungguh.
Bahasa adalah sebuah tingkah laku yang mempunyai maksud tertentu antara manusia dan bahasa juga adalah suatu system vokal symbol yang tampaknya kurang humanistic.
Belajar bahasa Arag atau bahasa asing lainnya aagar dapat berkomunikasi secara lisan maupun secara tulisan.









DAFTAR PUSTAKA
Madjid, Nurkholish. 2003. Bahasa Arab dan metode pengajarannya/ Azhar Arsyad. Yogyakarta:Pustaka pelajar.
Mustofa Bisri, Baharudin Uril. H, Hamid Abdul H.M.2008. Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta; UIN- MALANG PRESS.








REVIEW ARTIKEL KELOMPOK


Tugas Bahasa Indonesia: Review Artikel
Oleh ; Linda Asnawati dan Siti Khairani Itsnainy
Judul Artikel: Tujuan Manusia Sebagai Tujuan Pendidikan
Penulis: Pak Jahada (Dosen Universitas Haluoleo Kendari)

Kesalahan-kesalahan:
Hal 103
  1. Penggunaan tanda koma. Tertulis “..pendidikan, dan juga...”, seharusnya “..pendidikan dan juga…”
  2. Penggunaan huruf kapital. Tertulis “.makalah…”, seharusnya “.Makalah…”
Hal 105
  1. Penggunaan istilah. Tertulis “ methodologi..”, seharusnya “metodologi..”
Hal 106
  1. Penggunaan kalimat efektif. Tertulis “..bila tujuannya buat Allah..”, seharusnya “..bila tujuannya untuk Allah..”
Hal 108
  1. penggunaan huruf kapital. Tertulis “..kamus Besar Bahasa Indonesia..”, seharusnya “..Kamus Besar Bahasa Indonesia….”
  2. Penulisan kata dalam EYD. Tertulis “..sesame..”, seharusnya “…sesama…”
Hal 110
  1. Penulisan kata dalam EYD. Tertulis “..dsari..”, seharusnya “…dari…”
  2. Penulisan kata dalam EYD. Tertulis “..instutusi…”, seharusnya “..institusi…”
  3. Penulisan Nama Tuhan. Tertulis “…A;llah…”, seharusnya “...Allah…”
  4. Peletakan spasi. Tertulis “…kea rah…”, seharusnya “..kearah…”
Hal 111
  1. Penulisan kata dalam EYD. Tertulis “…mengimatasi…”, seharusnya “..mengimitasi…”
  2. Penulisan kata dalam EYD. Tertulis “..liwat…”, seharusnya “..lewat…”



Hal 112
  1. Penulisan kata dalam EYD. Tertulis “..insane..”, seharusnya “..insan…”
  2. Penulisan kata dalam EYD. Tertulis “..asdalah..”, seharusnya “…adalah..’
  3. Penulisan kata dalam EYD. Tertulis “…beraarti…’, seharusnya “…berarti…”
Hal 113
  1. Penulisan judul. Tertulis “Fungsi missionaris…”, seharusnya “Fungsi Missionaris…”
  2. Penulisan judul. Tertulis “Fungsi informatif dan transmisi”, seharusnya “Fungsi Informatif dan Transmisi”
  3. Penggunaan huruf kapital. Tertulis “. nilai-nilai…”, seharusnya “. Nilai-nilai…”
  4. Penulisan kata dalam EYD. Tertulis “..ekstafet…”, seharusnya “..estafet….”
Hal 116
  1. Penulisan kata dalam EYD. Tertulis “…bentuik…”, seharusnya “…bentuk…”
  2. Peletakan spasi. Tertulis “..pembahasanmasalah..”, seharusnya “..pembahasan masalah..”
  3. Penulisan kata dalam EYD. Tertulis “..aghar..”, seharusnya “…agar…”


Selesai”

MENGELUH


MENGELUH

  1. A: Panas sekali matahari deh, saya malas jalan!
B: Beli motor to,,,
A: Tapi sayang,,belum pi ada uangku,,

  1. A: I,,saya jengkel!
B: kenapa?
A: Habis mi uangku untuk beli makanan.
B: Kalau begitu, uangmu harus dipakai seperlunya saja!

  1. A: Saya capek sekali, banyak sekali tugasku!
B: Mmm,,kita pergi saja refreshing besok.

  1. A: Ya ampun! Sakitnya mi kepalaku!
B: ko minum obat to.
A: Astaga,,ini bukan penyakit yang disembuhkan sama obat.
B: Apa ji pale?
A: Uh! Saya tidak tau mi juga,,ini mungkin akibat terlalu banyak tugas.

  1. A: Astaga ini keripik, kerasnya mi!
B: Beli dimanakah?
A: Saya beli di warung sebelah. Saya menyesal beli deh!

  1. A: Dia tidak capek kah itu matahari?
B: Capek kenapa?
A: Masa di tidak istirahat, tiap hari dia kerja. Soalnya panas sekali!
B: Begitulah manusia! Diberi panas mengeluh, diberi hujan pun mengeluh.

  1. A: Saya bosan sekali di rumah.
B: Tidak adakah temanmu?
A: Bukan begitu, tapi banyak sekali pekerjaan di rumah.

  1. A: Nakalnya anak-anak ini!
B: Mereka bikin apakah?
A: Tiap hari menghambur. Saya capek mi membereskan.

  1. A: Mama,,
B: Kenapa nak?
A: Uang yang kemarin habis. Saya mau beli buku.

  1. A: Aduh,,sakitnya eh!
B: Apa yang sakit?
A: Sakit-sakit badanku eh,,
B: Napa bisa>
A: Capek mengetik,,banyak sekali tugas deh!

  1. A: kenapakah hujan terus?
B: Memangnya kenapa?
A: Banyak cucianku. Tapi matahari tidak muncul-muncul.

  1. A: Teman,,kenapa saya tidak pernah kaya?
B: Sabar ya,,
A: Saya bosan mi hidup begini.

  1. A: Sekarang harga BBM sudah naik!
B: Iyo deh!
A: Makin banyak saja pembayaran.

  1. A: Kenapakah saya ini bodoh sekali bahasa Inggris!
B: Jangan begitulah,,
A: Iyo kasian,,
B: Allah itu memberikan kelebihan kepada setiap orang berbeda-beda.

  1. A: Saya pergi dari rumahmu nah!
B: Jangan mi deh,,rumahku jelek sekali.
A: I,,kamu jangan begitu!kita masih bersyukur.masih banyak saudara kita yang hidup di jalanan sana.

  1. A: Gimana pelajaran psikologi? Enak nggak?
B: Enak apanya! Susahnya minta ampun, bikin terputar otakku.

  1. A: Mamaku belum kirimkan saya uang.
B: Habis mi kah uangmu yang minngu kemarin?
A: Iyo! Soalnya saya pake beli sayur setiap hari.

  1. A: Sudah jelek mi bajuku!
B: Beli lagi saja!
A: Belum pi ada uangku deh,,

  1. A: Sekarang kepintaran no.2.
B: Memangnya kenapa?
A: Iya. Contohnya pegawai/PNS siapa yang banyak uang dan dekat dengan pengurusnya, itulah yang jadi.




  1. A: Saya malas mi,,
B: Kenapa?
A: Saya sudah belajar. Tapi tidak bisa terus!
B: Kita itu tidak boleh menyerah.

  1. A: Kenapa kamu kesini sendirian?
B: Saya malu kasian! Hpku hp biasa. Sedangkan teman-temanku kamera semua.
A: Jangan begitu,,yang dilihat itu bukan hpnya.

  1. A: Kamu kenapa?
B: Saya bosan mi kerjakan tugas psikologi, tidak pernah selesai!
A: Kerjakan saja,,kalaupun dibenarkan itu adalah untuk kebaikan kita.

  1. A: Saya jengkel sama adekku!
B: kenapa?
A; Saya terus yang kerja, dia pwa hanya tidur dan makan saja.

  1. A: Ternyata hidup ini penuh cobaan ya..
B: Iya lah,,
A: Tapi, kita kan harus sabar dalam menghadapi cobaan hidup.

  1. A: Aku sedih banget,,
B: Sedih kenapa?
A: Aku selalu ingat orang tuaku dan keluargaku.
B: Yang sabar ya! Ini semua pasti ada hikmahnya.









_Sekian_

BAHASA BAKU DAN TIDAK BAKU


Tugas Makalah: Bahasa Indonesia


BAHASA BAKU DAN TIDAK BAKU










OLEH:
FITMALINDA FITRIYANI
LINDA ASNAWATI
MUNAWARAH ANWAR






JURUSAN TARBIYAH PBA/IB
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SULTAN QAIMUDDIN
KENDARI
2012
KATA PENGANTAR
Asslamu ‘alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang memberikan nikmat Iman dan Islam, kesehatan, dan kemampuan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Rasul yang membimbing kita dari gelapnya alam jahiliah menuju terangnya nur Islam.
Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah BAHASA INDONESIA, yang telah memberikan bimbingan kepada kami dalam pembuatan makalah ini.
Kami sepenuhnya sadar bahwa kami hanya manusia biasa yang penuh dengan keterbatasan dan tidak mungkin mamapu menjadi sempurna, karena sesungguhnya kesempurnaan itu hanyalah milik Allah SWT. oleh karena itu, dengan terselesaikannya makalah ini kami mohon maaf apabila didalamnya terdapat banyak kesalahan, olehnya kritik dan saran yang sifatnya membangun agar kedepan lebih baik sangat kami harapkan.
Kendari 28 September 2012

Penulis




DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
  1. LATAR BELAKANG
  2. RUMUSAN MASALAH
  3. TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
  1. PENGERTIAN BAHASA BAKU DAN TIDAK BAKU
  2. CIRI-CIRI BAHASA BAKU DAN TIDAK BAKU
  3. FUNGSI BAHASA BAKU DAN TIDAK BAKU
  4. PENGGUNAAN BAHASA BAKU DAN TIDAK BAKU
BAB III PENUTUP
  1. KESIMPULAN
  2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA








BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar belakang
Bahasa adalah sistem lambang yang berupa bunyi, bersifat arbiter, dan digunakan oleh suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. Lambang yang digunakan dalam sistem bahasa adalah berupa bunyi, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap.
Sebagai sebuah sistem, maka bahasa juga memiliki aturan, kaidah atau pola tertentu, baik dalam bidang tata bunyi, tata bentuk kata, maupun tata bentuk kalimat, maka apabila aturan, kaidah, atau pola ini dilanggar, komunikasi dapat terganggu. Dalam bahasa baku sejarah umum perkembangan bahasa menunjukan bahwa ragam bahasa yang baku dan benar menunjukan gengsi dan wibawa yang tinggi, karena ragam itu dipakai juga oleh kaum yang berpendidikan, yang kerenanya ia dapat menjadi pemuka di berbagai bidang kehidupan yang penting.
Bahasa Indonesia bukanlah sebuah sistem yang tunggal. Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang hidup mempunyai variasi-variasi yang masing-masing memiliki fungsi sandiri dalam proses komunikasi.
  1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka kita dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
  • Pengertian bahasa baku dan tidak baku
  • Ciri-ciri bahasa baku dan tidak baku
  • Fungsi bahasa baku dan tidak baku
  • Penggunaan bahasa baku dan tidak baku
  1. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
  • Agar kita mengetahui penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
  • Agar kita dapat membedakan antara bahasa baku dan tidak baku
  • Agar dalam berkomunikasi tidak terganggu akibat kesalahan dalam berbahasa














BAB II
PEMBAHASAN
  1. Pengertian Bahasa Baku dan Tidak Baku
Bahasa merupakan salah satu alat untuk mengadakan interaksi terhadap manusia yang lain. Jadi bahasa tersebut tidak dapat dipisahkan dengan manusia. Dengan adanya bahasa kita kita dapat berhubungan dengan masyarakat lain yang akhirnya melahirkan komunikasi dalam masyarakat.
Bahasa Indonesia mempunyai sebuah aturan yang baku dalam pengguanaanya, namun dalam prakteknya sering terjadi penyimpangan dari aturan yang baku tersebut. Kata-kata yang menyimpang disebut kata non baku. Hal ini terjadi salah satu penyebabnya adalah faktor lingkungan. Faktor ini mengakibabkan daerah yang satu berdialek berbeda dengan dialek didaerah yang lain, walaupun bahasa yang digunakannya terhadap bahasa Indonesia.
Saat kita mempergunakan bahasa Indonesia perlu diperhatikan beberapa poin, misalnya kapan kita mempunyai ragam bahasa baku dipakai apabila pada situasi resmi, ilmiah, tetapai ragam bahasa non baku dipakai pada situas santai dengan keluarga, teman, dan di pasar, tulisan pribadi, buku harian. Ragam bahasa non baku sama dengan bahasa tutur, yaitu bahasa yang dipakai dalam pergaulan sehari-hari terutama dalam percakapan
Bahasa Indonesia Baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang bentuk bahasanya telah dikodifikasi, diterima dan difungsikan atau dipakai sebagai model oleh masyarakat Indonesia secara luas1.
Bahasa Indonesia Nonbaku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang tidak dikodifikasi, tidak diterima, dan tidak difungsikan sebagai model masyarakat Indonesia secara luas, tetapi dipakai oleh masyarakat secara khusus2.
  1. CIRI-CIRI BAHASA BAKU DAN BAHASA TIDAK BAKU
Bahasa Indonesa baku dan tidak baku memiliki ciri-ciri, yang dimana ciri-ciri itu saling berlawanan arah antara bahasa baku dan tidak baku, berikut ini merupakan ciri-ciri tersebut:
  1. Bahasa baku memiliki sifat kemantapan dinamis,yang berupa kaidah dan aturan yang tetap dengan kata lain bahasa baku tidak dapat berubah setiap saat. Sedangkan bahasa tidak baku dapat berubah kapan saja, mengikuti perkembangan zaman.
  2. Bahasa baku dapat ditandai dengan adanya sifat kecendikiaannya, dimana dalam menjelaskan maksud tertentu dapat dijelaskan sejelas-jelasnya dan tidak menimbulkan kebingungan, sedangkan bahasa tidak baku dalam menjelaskan maksud tertentu masih menimbulkan sedikit pertanyaan, karena bahasa tidak baku masih terpengaruh oleh ucapan daerah.
  3. Proses pembakuannya bersifat penyeragaman kaidah, bukan penyamaan ragam bahasa.
  1. FUNGSI BAHASA BAKU DAN TIDAK BAKU
Adapun funngsi dari bahasa baku adalah:
  1. Bahasa indonesia baku berfungsi pemersatu. Bahasa Indonesia baku mempersatukan atau menghubungkan penutur berbagai dialek bahasa itu. Bahasa Indonesia baku mengikat kebinekaan rumpun dan bahasa yang ada di Indonesia dengan mengatasi batas-batas kedaerahan.
  2. Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai penanda kepribadian. Bahasa Indonesia baku merupakan ciri khas yang membedakannya dengan bahasa-bahasa lain Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai penambah wibawa. Pemilikan bahasa Indoesia baku akan membawa serta atau pretise. Fungsi pembawa wibawa berkaitan dengan usaha men-capai kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi melalui pemero-lehan bahasa baku
  3. Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai kerangka acuan. Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai kerangka acuan bagi pemakainya dengan adanya norma atau kaidah yang dikodifikasi secara jelas. Sedangkan bahsa tidak baku berfungsi sebagai bahasa santai.


  1. PENGGUNAAN BAHASA BAKU DAN TIDAK BAKU
Segala sesuatu yang telah ada pasti memiliki peran dan fungsi masing-masing begitupun dengan bahasa. Bahasa baku dan tidak baku memiliki penggunaan yang berbeda. Adapun bahasa baku digunakan dalam kondisi tertentu, seperti dalam rapat resmi, penulisan surat resmi, dengan kata lain bahasa baku digunakan dalam kondisi resmi. Sedangkan bahsa tidak baku, dalam hal ini bahasa santai digunakan dalam pergaulan sehari-hari, dimana dalam penggunaanya tidak berdasarkan kaidah dan norma dalam berbahasa baku.





BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Setiap bangsa pasti memiliki bahasa yang berdasarkan kaidah dan aturan, dengan kata lain bahasa baku. Hal ini dikarenakan bahasa tersebut merupakan bahasa yang mempersatukan sekaligus menjadi identitas bangsa tersebut. Walaupun seperti itu, dalam suatu bangsa juga memiliki bahasa yang terlepas dari bahsa baku, dalam haini merupakan bahasa santai yang dipergunakan dalam pergaulan dan pembicaraan sehari-hari yang sifatnya tidak resmi
Penggunaan bahasa resmi mencerminkan kondisi dan keadaan seseorang, baik situas bicara maupun predikat seseorang dalam pandangan orang lain, hal ini dikarenakan bahasa baku dapat mempengaruhi prestise seseorang.
  1. Saran
Dengan tersusunnya makalah ini, kami sangat berharap agar kita yang telah mengetahui bahasa baku dan tidak baku baik dari segi makna maupun pengguanaan, nantinya dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dengan berusaha meminimalisasikan kesalahan dalam berbahasa. Bangsa yang baik adalah bangsa yang menghargai bahasanya.








DAFTAR PUSTAKA
M. Fauziah Sitti,2010.Bahasa Indonesia, Kendari
Moeliono, M. Anton, Dardjowidjojo Soenjono, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, 1988, Jakarta, Balai Pustaka.

FAKTOR KARIES GIGI PADA MURID SDN 1 RAHA KAB. MUNA

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KARIES GIGI PADA
MURID SDN 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Ratna Umi Nurlila
Dosen STIKES Mandala Waluya Kota Kendari
Abstrak
Karies gigi merupakan suatu proses kronis regresif yang dimulai denagan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam mikrobial dan substrat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan orang tua, konsumsi makanan kariogenik dan kebiasaan menggosok gigi denagan kejadian karies gigi. Metode penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan rancangan cross sectional study. Sampel dalam penelitian berjumlah 51 responden yang diperoleh secara proportional stratified random sampling. Data didapatkan menggunakan kuesioner.
A.Pendahuluan
Karies gigi adalah suatu proses kronis regresif yang dimulai dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dengan sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam mikrobial dan substrat (medium makanan bagibakteri) dan timbul destruksi komponen-komponen organik dan akhirnya terjadi kavitasi (pembentukan lubang) yang tidak dapat diperbaiki lagi oleh tubuh melalui proses penyembuhan.
Keluhan sakit gigi berakibat seseorang tidak dapat bekerja atau pergi ke sekolah. Dampak karies gigi yang paling dirasakan adalah makanan menyangkut,diet kurang memuaskan,nafas bau,sulit mengunyah,menghindari makanan tertentu,rasa gigi ngilu,tidak nyaman mengunyah serta rasa sakit gigi. (Situmorang 2005).
Pengetahuan,kesadaran dan kebiasaan orang tua dalam merawat kesehatan gigi anaknya sangat berpengaruh terhadap timbulnya kerusakan pada gigi. Masalah tingginya angka penyakit gigi dan mulut sangat dipengaruhi oleh factor perilaku masyarakat. Kesadaran masyarakat untuk datang berobat kefasilitas elayanan kesehatan masih rendah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
  1. Apakah ada hubungan antara pengetahuan orang tua dengan kejadian karies gigi pada anak SDN 1 Raha Kabupaten Muna
  2. Apakah ada hubungan antara konsumsi makanan kariogenik dengan kejadian karies gigi pada anak SDN 1 Raha Kabupaten Muna
  3. Apakah ada hubungan antara kebiasaan menggosok gigi denagan kejadian karies gigi pada anak SDN 1 Raha Kabupaten Muna
C.Metode Penelitian
Jenis penelitian adalah survei analitik dengan bentuk Desain cross sectional study, dimana hubungan antara pengetahuan orang tua, konsumsi makanan kariogenik dan kebiasaan menggosok gigi. Tehik penarikan sampel dalam penelitian ini yaitu membagi hasil kedalam kelompok tertentu berdasarkan jenjang kelas kemudian ditark dengan keterwakilan yang sama.
Data yang diperoleh dan akan dianalisis menggunakan analisis statistic univarit dan bivariat, kemudian ditampilkan dalam bentuktabel dan tekstual, serta selanjutnya diinterpretasiakan dalam bentuk penjelasan.
D. Hasil dan Pembahasan
  1. Hubungan pengetahuan orang tua dengan kejadian karies gigi pada murid SDN 1 Raha Kabupaten Muna.
Hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa sebagian besar dari mereka mengetahui tentang definisi,penyebab,akibat dan bagaimana cara mencegah karies gigi. Semakin baik pengetahuan orang tua responden tentang karies gigi diharapkan dapat menjadi landasan bagi orang tua dalam mengawasi dan membimbing anak dirumah.
Semakin kurangnya kesadaran orang tua, masih dianutnya paradigm sakit dalam lingkungan masyarakat sehingga membuat mereka menunggu terjadinya masalah kesehatan disekitar mereka, kemudian mencari pertolongan kesehatan.
Hasil penelitian (Sheizi, 2007) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikanantara pengetahuan dan perilaku personal higiene responden. Hal ini berarti bahwajika pengetahuan anak semakin baik, maka perilaku personal higiene mereka akan semakin baik.
  1. Hubungan konsumsi makanan kariogenik dengan kejadian karies gigi pada murid SDN 1 Raha Kabupaten Muna
Konsumsi makanan kariogenik adalah kebiasaan mengkonsumsi makanan atau minuman yang dapat memicu timbulnya kerusakan gigi yaitu makanan yang kaya akan gula.
Kegiatan menggosok gigi tidak memenuhi syarat turut menjadi penyebab terjadinya karies gigi. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat konsumsi karbohidrat dan kesukaan makanan kariogenik dengan terjadinya karies gigi.
Tindakan pengambilan keputusan dari orang tua dalam penyediaan makanan yang baik sangat dipengaruhi oleh kesiapan psikologi orang tua diantaranya tingkat pendidikan.
  1. Hubungan kebiasaan menggosok gigi dengan kejadian karies gigi pada murid SDN 1 Raha Kabupaten Muna
Kesehatan mulut tidak dapat lepas dari etiologi dengan plak sebagai factor terjadinya karies. Penelitian menunjukkan bahwa jika semua plak dibersihkan dengan cermat tiap 48 jam, penyakit gusi dapat dikendalikan. Pemilihan sikat gigi yang tidak sesuai dengan bentuk mulut sehingga tidak dapat membersihkan dengan sempurna seluruh permukaan gigi, tehnik penyikatan gigi yang tidak benar dan tidak digantinya sikat gigi pula menyebabkan karies gigi.
Pervalensi karies gigi yang cukup tinggi disebabkan pula karna kurangnya kesadaran orang tua dalam mengawasi dan mengajarkan pemeliharaan kesehatan gigi. Selain itu faktor anggapan dimasyarakat bahwa penyakit gigi dan mulut bukan merupakan penyakit yang serius. Karies gigi adalah penyakit yang kronis yang dampaknya baru dirasakan setelah dalam jangka waktu lama. Apabila dibiarkan maka karies gigi ini dapat meluas mengenai seluruh gigi sehingga keadaan menjadi lebih parah dengan akibat lanjut yaitu pulpa nekrosis dan kelainan jaringan periapikal dan kerusakan pada gigi permanen. Pada saat itu penderita akan merasa sulit makan dan akan mempengaruhi produktivitas penderitanya . Karies gigi dapat dicegah lebih awal melalui pemahaman dan peran serta orang tua dalam memelihara kesehatan gigi anak. Salah satu tindakan pencegahan adalah tindakan penyikatan gigi setiap hari dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride.

BAB II

Halaman
Kesalahan
Penulisan yang salah
132
Kesalahan penulisan EYD pada kata resiko
Risiko untuk menderita karies gigi bila mengkonsumsi makana kariogenik
131
Kesalahan EYD dalam spasi
Perilaku personal higiene seseorang menunjukkan perilaku
132
Kesalahan EYD dalam spasi
Konsumsi makanan kariogenik adalah kebiasaan